Siapakah Elyda Djazman itu?
Elyda Djazman
Elyda Djazman.
Adalah salah satu tokoh 'Aisyiyah yang pernah memimpin organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah tersebut.Beliau merupakan istri pendiri Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sekaligus tokoh Muhammadiyah Djazman Al-KindiP
perempuan kelahiran Medan, 11 Juli 1940 ini diamanahi menjadi Ketua Umum 'Aisyiyah Ketua Umum PP ‘Aisyiyah pada periode 1985-2000.
Pada tahun 1967-1975, Elyda tergabung dalam Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah. Bersamaan dengan itu, ia menempuh studi di IKIP Muhammadiyah Surakarta (cikal bakal UMS) sekaligus menjadi bagian dari keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Pada tahun 1978, ia resmi bergabung dengan barisan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Kepiawaiannya dalam mengelola organisasi, Elyda diamanahi sebagai Ketua Umum PP ‘Aisyiyah 1985-2000.
Saat disibukkan aktivitas sebagai seorang guru, ada kegelisahan muncul dalam benak Elyda. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah akan selamanya menjadi guru? Kegelisahan ini akhirnya membuat Elyda mengambil keputusan penting. Setelah dua tahun megajar, Elyda memutuskan untuk merantau ke Solo dan melanjutkan studi di IKIP Muhammadiyah Solo pada 1960. Tahun 1964, Saat terjadi huru-hara tahun 1965 dan tidak ada perkuliahan, Elyda kembali pulang ke Medan. Di sana, ia mendirikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) jurusan anak. Setelah situasi aman di 1966, Elyda lantas kembali lagi melanjutkan kuliah di Solo hingga selesai doktoral di tahun 1967. Di tahun yang sama, Elyda menikah dan masih aktif di IMM sebagai Ketua Departemen Keputrian dan Wakil Ketua Departemen Kader. ia lulus sarjana muda dengan ujian negara. Bulan Agustus di tahun yang sama, Elyda diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di PGA Muhammadiyah Solo.
Proses Menjadi Pemimpin
Elyda memulai perjalanannya di ‘Aisyiyah sebagai bendahara “kecil” Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) sesudah Muktamar di Surabaya pada 1962. Elyda berkisah, ia pernah mendampingi Profesor Baroroh Baried (mantan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah) bertugas ke Makassar untuk menghadiri pengajian akbar.
Saat itu Baroroh disambut bak presiden. Namun ternyata, Baroroh hanya mengisi pengajian selama 20 menit. Ia kemudian meminta Elyda untuk mengisi pengajian tambahan selama 40 menit.
Berbekal ilmu dan bakat dari sang ayah yang juga pendakwah ulung, Elyda mampu berpidato dengan gagah di depan jemaah. Saat itu, Elyda menyampaikan tema kepemimpinan perempuan.
Kepemimpinan di ‘Aisyiyah
Elyda terpilih menjadi Ketua Umum PP ‘Aisyiyah pada Muktamar di Solo tahun 1985. Saat itu, usianya 45 tahun. Pada Sidang Tanwir jelang Muktamar Solo, Elyda menulis “Sistem Kaderisasi Kepemimpinan ‘Aisyiyah” yang diterima secara aklamasi dan disambut dengan suka cita di Muktamar. Pada periode 1985-1990, Elyda juga aktif sebagai anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat dan pimpinan Majelis Kader.
Elyda tercatat sebagai pelopor Kursus Kesehatan Jiwa Remaja di RS PKU Muhammadiyah, sebuah program penanggulangan kenakalan remaja, yang menjadi cikal bakal program Keluarga Sakinah yang akhirnya diterima secara nasional hingga ada program pemerintah Desa Bina Keluarga Sakinah (DBKS).
Periode kepemimpinan panjang PP Aisyiyah pernah juga diemban Elyda Djazman, yakni pada 1985-2000. Untuk periode 2000-2010, PP Aisyiyah dinahkodai Siti Chamamah Soeratno. Periode selanjutnya ada Siti Noordjannah Djohantini yang memimpin Aisyiyah selama dua periode, yakni 2010-2022.
Sumber :
https://suaraaisyiyah.id/elyda-djazman-kepemimpinan-ukhuwah-untuk-perempuan-berkemajuan/
https://www.tvmu.tv/profil-singkat-elyda-djazman-ketua-umum-pp-aisyiyah-periode-1985-2000
#
Komentar
Posting Komentar